Mauricio Souza Ingin Dapatkan Kemenangan Bersama Persija
Mauricio Souza Ingin Dapatkan Kemenangan Bersama Persija. Di tengah gejolak pekan kesepuluh Super League 2025/2026, Mauricio Souza, pelatih Persija Jakarta, kembali menjadi pusat perhatian dengan semangatnya yang tak kenal lelah untuk raih kemenangan. Usai kebangkitan gemilang saat tekuk Persebaya Surabaya 3-1 di Stadion Gelora Bung Tomo pada 18 Oktober lalu, Souza kini tatap laga tandang lawan Madura United di Gelora Ratu Pamelingan, Jumat malam 24 Oktober ini. Kemenangan atas Persebaya itu bukan sekadar tiga poin; itu obat mujarab bagi Macan Kemayoran yang sempat tersendat dua kekalahan beruntun dari PSM Makassar dan Borneo FC. “Saya ingin tim ini terus menang, bukan cuma sekali-dua kali, tapi konsisten sepanjang musim,” tegas Souza dalam konferensi pers virtual kemarin. Dengan skuad yang kini tempati posisi ketiga klasemen berkat 17 poin, ungkapan pelatih asal Brasil berusia 51 tahun ini mencerminkan ambisi besar: angkat trofi di akhir kampanye. Laga kontra Madura, mantan klub Souza, jadi ujian emosional sekaligus taktis, di mana ia ogah terjebak nostalgia dan fokus penuh pada kemenangan. INFO CASINO
Kebangkitan Pasca Kekalahan Beruntun: Mauricio Souza Ingin Dapatkan Kemenangan Bersama Persija
Kebangkitan Persija di bawah Souza dimulai dari evaluasi tajam selama jeda internasional. Dua kekalahan sebelumnya—0-2 dari PSM dan 1-4 dari Borneo—membuat lini belakang bocor dengan enam gol kebobolan, sebuah mimpi buruk bagi tim yang dikenal solid. Souza tak buang waktu; ia ubah filosofi permainan dari penguasaan bola pasif menjadi pressing tinggi sejak menit awal, terinspirasi pengalamannya di klub-klub Brasil. Hasilnya terlihat jelas di Surabaya: Persija unggul 2-0 saat turun minum berkat gol Dony Tri Pamungkas di menit 21 dan sundulan Jordi Amat dari bola mati. “Kami tekan sejak peluit pertama, dan itu buahkan gol cepat yang bikin tim tenang,” ujarnya pasca-laga. Statistik mendukung: 18 tembakan dilepaskan, sembilan tepat sasaran, kontras dengan empat saja dari tuan rumah. Kemenangan ini hentikan tren negatif yang sempat buat Persija turun ke peringkat kelima, dan angkat moral skuad. Souza bilang, “Ini bukti bahwa kerja keras di latihan bisa ubah nasib; sekarang, kami lapar akan kemenangan berikutnya.” Langkah ini ingatkan pada musim debutnya di Indonesia, di mana ia bawa Madura United finis tiga besar dengan pendekatan serupa.
Strategi Taktis dan Optimasi Bola Mati: Mauricio Souza Ingin Dapatkan Kemenangan Bersama Persija
Strategi Souza yang paling menonjol adalah penajaman bola mati, senjata rahasia yang jadi kunci dua gol lawan Persebaya. Selama jeda, skuad habiskan jam-jam latihan untuk variasi set-piece, dari umpan silang hingga short corner, hasilkan efisiensi 40 persen konversi peluang. “Bola mati bukan keberuntungan, tapi hasil disiplin; kami asah itu setiap hari,” tegasnya. Di lapangan, Jordi Amat—bek Spanyol yang adaptasi cepat—jadi eksekutor utama, sementara Rizky Ridho atur marking lawan. Taktik 4-3-3 defending Souza juga perkuat transisi cepat: Gustavo Almeida dan Allano Souza ciptakan ruang di sayap, berujung penalti Allano di menit 73 yang amankan skor 3-1. Meski absennya Bruno Tubarao karena cedera, Souza puji kedalaman skuad: “Kami tak bergantung satu orang; semua punya peran.” Ungkapan ini sejalan dengan visinya sejak Juli lalu: penguasaan bola agresif, bukan sekadar possession. “Saya ingin kemenangan yang lahir dari permainan cantik, tapi yang utama adalah hasil,” tambahnya. Strategi ini buat Persija ciptakan 12 peluang bersih per laga rata-rata musim ini, naik dari delapan sebelumnya.
Tantangan Lawan Madura United
Laga kontra Madura United jadi tantangan terbesar bagi Souza, bukan hanya karena rivalitas Jawa Timur, tapi juga nuansa pribadi—Souza pernah tangani Laskar Sape Kerrab pada 2023, bawa mereka ke semifinal Piala Indonesia. “Saya hormati mantan klub, tapi besok saya pelatih Persija; nostalgia tak ada tempat di sepak bola,” katanya tegas kemarin. Madura, di posisi kesembilan dengan 12 poin, kuat di kandang: belum kalah di Gelora Ratu Pamelingan musim ini, dengan pressing tinggi ala pelatih baru mereka. Souza tahu betul kelemahan lawan dari pengalaman lama, tapi ia tak mau remehkan: “Mereka lapar poin, dan atmosfer suporter bisa bikin sulit.” Tantangan lain adalah stamina skuad pasca-jadwal padat; dua laga dalam seminggu bisa picu kelelahan, apalagi dengan cedera ringan di lini tengah. Souza rencanakan rotasi: istirahatkan Dony dan masukkan cadangan seperti Hansamu Yama untuk jaga kesegaran. “Kemenangan besok akan jadi bukti kami siap bersaing di puncak; gagal, dan kami mundur lagi,” ujarnya. Head-to-head sejarah tunjukkan Persija unggul lima dari sembilan laga, tapi dua kekalahan terakhir di Madura jadi pelajaran pahit.
Kesimpulan
Ungkapan Mauricio Souza soal keinginannya raih kemenangan bersama Persija bukan janji kosong, melainkan blueprint yang terbukti lewat kebangkitan atas Persebaya. Dari evaluasi pasca-kekalahan hingga strategi bola mati yang mematikan, ia tunjukkan bagaimana disiplin bisa ubah tim jadi mesin poin. Laga lawan Madura malam ini jadi momen krusial: kemenangan bisa teguhkan posisi tiga besar dan bangun momentum akhir tahun, sementara kekalahan picu keraguan baru. Bagi Macan Kemayoran, ini perjuangan kolektif di bawah arahan pelatih Brasil yang paham betul denyut Liga Indonesia. Apa pun hasilnya, semangat Souza ingatkan bahwa kemenangan lahir dari kerja keras, bukan keberuntungan—dan dengan 17 laga tersisa, Persija punya waktu untuk wujudkan ambisi juara. Penggemar boleh harap: musim ini, Kemayoran siap mengaum lebih kencang.