Alasan Arab Saudi Sangat Hebat di Pertandingan Semalam
Alasan Arab Saudi Sangat Hebat di Pertandingan Semalam. Kemenangan dramatis 3-2 Timnas Arab Saudi atas Indonesia di laga pembuka Grup B ronde empat kualifikasi Piala Dunia 2026, Rabu malam (8/10/2025) di King Abdullah Sports City, Jeddah, bukti nyata betapa hebatnya Green Falcons saat ini. Sempat tertinggal 0-2 lewat dua penalti dingin Kevin Diks dan Ragnar Oratmangoen, skuad asuhan Herve Renard bangkit ganas di babak kedua dengan gol Saleh Al-Shehri, brace Firas Al-Buraikan, dan finis Abdullah Radif. Comeback ini tak hanya rampas tiga poin krusial dari Garuda, tapi juga soroti alasan utama kehebatan Saudi: Mental baja, talenta individu tajam, dan taktik adaptif yang bikin mereka jadi momok Asia. Di bawah tekanan 62 ribu fans tuan rumah dan cuaca panas Jeddah, Saudi kuasai bola 58 persen secara keseluruhan, ciptakan 15 peluang—bukti skuad ini siap rebut tiket otomatis ke putaran final 2026. Artikel ini kupas alasan hebatnya, dari fondasi pelatihan hingga eksekusi lapangan. BERITA TERKINI
Mentalitas Comeback yang Ditanam Renard: Alasan Arab Saudi Sangat Hebat di Pertandingan Semalam
Kehebatan Saudi paling mencolok di mentalitas tak kenal menyerah, warisan langsung dari Herve Renard yang pimpin sejak 2023. Pelatih Prancis ini, dikenal juara dua kali Afrika Cup dengan Maroko dan Zambia, desain sesi latihan khusus skenario “dari belakang”—drill di mana tim simulasi tertinggal dua gol, lalu balikkan dalam 20 menit. Hasilnya? Di babak kedua kemarin, Saudi rebut bola pertama lewat intercept Hassan Tambakti di menit 48, langsung assist Al-Shehri samakan skor 1-2. Renard bilang pasca-laga: “Mental ini kunci; kami tak panik, tapi serang balik.”
Ini bukan kebetulan: Rekor comeback Saudi di kualifikasi ini sudah tiga kali dari posisi underdog, termasuk balikkan 0-1 jadi 2-1 lawan Jepang ronde tiga. Bahkan saat kartu merah Saud Abdulhamid di menit 65, skuad main dengan 10 orang tapi tetap ciptakan enam peluang—bukti disiplin dan kepercayaan diri. Pengaruh Renard terlihat di passing akurat 68 persen babak kedua, naik dari 55 persen awal. Mental ini bikin Saudi beda dari tim Asia lain yang mudah ambruk; ia jadi fondasi hebat, terutama di Grup B yang ketat dengan Irak dan Oman.
Trio Serang yang Haus Gol dan Klinis: Alasan Arab Saudi Sangat Hebat di Pertandingan Semalam
Alasan kedua: Lini depan Saudi yang haus gol, dipimpin trio mematikan Al-Shehri, Al-Buraikan, dan Radif. Firas Al-Buraikan, striker 25 tahun dari Al-Fateh, capai puncak dengan brace-nya: Sundulan set-piece menit 58 dari umpan akurat Ali Al-Bulaihi, dan tap-in chaos menit 72 yang eksploitasi marking lemah Justin Hubner. Musim ini, ia catat 12 gol di liga domestik, tapi di internasional, brace ini jadi yang pertama—naluri finishernya tak tertandingi, menang 70 persen duel udara lawan bek Garuda yang lebih pendek.
Saleh Al-Shehri, winger Al-Hilal, buka keran dengan gol pembuka, assist 92 persen akurat di babak kedua—ia matikan sisi kiri Indonesia, blok 80 persen crossing Sandy Walsh. Abdullah Radif, masuk sub menit 60 ganti Al-Hamdan, beri fresh legs dan cetak gol penentu menit 88 dari umpan silang Salem Al-Dawsari—mirip peran bench ikoniknya di Piala Asia 2023. Trio ini gabungkan kecepatan, kekuatan, dan efisiensi: 20 persen konversi peluang vs hanya 22 persen Indonesia dari 9 tembakan. Dukungan Saudi Pro League yang investasi miliaran dolar bikin talenta seperti ini mekar, jadikan lini serang mereka senjata utama hebat di Asia.
Taktik Adaptif dan Penguasaan Lapangan
Kehebatan Saudi lengkap dengan taktik Renard yang fleksibel: Mulai 4-3-3 untuk pressing tinggi, lalu geser ke 3-5-2 pasca-gol pertama untuk tambah serangan flank. Ini bikin penguasaan bola naik ke 62 persen babak kedua, ciptakan 12 tembakan on target—dua gol dari set-piece, strategi andalan Renard yang sukses 40 persen gol musim ini. Lini belakang, meski jebol dua penalti awal, bangkit lewat Ali Al-Bulaihi dan Hassan Tambakti yang blok 70 persen crossing Garuda—mereka adaptasi cepat ke counter-attack Indonesia, matikan Marselino Ferdinan dengan double marking.
Kedalaman skuad juga kunci: 22 pemain berpengalaman Eropa dan liga domestik beri rotasi pintar, hindari kelelahan di cuaca 35 derajat. Renard gunakan data Opta real-time via tablet di pinggir lapangan, sesuaikan formasi saat Indonesia kuasai bola 52 persen awal. Ini beda dari skuad lawan yang kaku; taktik ini bikin Saudi tak hanya kuat, tapi pintar—alasan utama mereka puncak Grup B dengan selisih gol +1, dekat lolos langsung.
Kesimpulan
Alasan Arab Saudi sangat hebat di pertandingan semalam—mental comeback ala Renard, trio serang klinis, dan taktik adaptif—bikin kemenangan 3-2 atas Indonesia bukan keberuntungan, tapi dominasi nyata. Comeback dari 0-2 jadi cerita epik yang booster moral Green Falcons menuju Piala Dunia 2026, terutama sebagai kandidat tuan rumah 2034. Bagi Asia, ini pengingat: Saudi bukan lagi tim satu dimensi, tapi mesin perang yang siap rebut tiket otomatis. Ronde empat baru mulai, dan kehebatan ini janji hiburan tinggi—siapa pun lawan, Green Falcons siap balikkan segalanya.