real-madrid-sebut-barcelona-dan-atletico-banyak-dibantu-wasit

Real Madrid Sebut Barcelona dan Atletico Banyak Dibantu Wasit

Real Madrid Sebut Barcelona dan Atletico Banyak Dibantu Wasit. La Liga musim 2025/26 kembali panas dengan tuduhan keras dari Real Madrid terhadap Barcelona dan Atletico Madrid soal bantuan wasit. Pada 25 September 2025, Real Madrid TV merilis video analisis yang menyoroti ketidakadilan keputusan wasit, di mana kedua rival abadi itu disebut mendapat perlakuan lebih lunak. Meski Los Blancos memimpin klasemen dengan enam kemenangan beruntun dan 18 poin, klub ini merasa dirugikan secara sistematis, terutama setelah kartu merah kontroversial untuk Dean Huijsen di laga lawan Real Sociedad. Video berdurasi lima menit itu langsung viral, memicu perdebatan sengit di media sosial dan konferensi pers. Florentino Perez, presiden Real Madrid, sebut ini “anomali yang sulit dipahami”, sementara Arne Slot—eh, Carlo Ancelotti—geleng-geleng kepala soal konsistensi VAR. Tuduhan ini bukan baru, tapi timing-nya pas jelang derby Madrid akhir pekan ini, bikin ketiga raksasa Spanyol saling sindir. BERITA BASKET

Apa Yang Membuat Real Madrid Sangat Marah: Real Madrid Sebut Barcelona dan Atletico Banyak Dibantu Wasit

Kemarahan Real Madrid meledak setelah enam pekan La Liga yang mereka anggap penuh inkonsistensi. Klub ini klaim mendapat perlakuan lebih keras dibanding Barcelona dan Atletico, dengan statistik disiplin yang mencolok: rata-rata 7,3 pelanggaran per kartu kuning untuk Madrid, sementara Barca cuma 11 pelanggaran per kartu. Video Real Madrid TV soroti bahwa Barca punya kartu kuning terendah di liga (lima saja dari enam laga), dan tak ada pemain mereka yang kartu merah—satu-satunya tim di antara 11 klub tanpa pengusiran. Atletico, meski rata-rata (11 kuning), juga disebut lolos dari hukuman berat.

Puncaknya adalah kartu merah langsung untuk Dean Huijsen di Anoeta lawan Sociedad pekan lalu. Wasit Gil Manzano usir bek muda itu atas pelanggaran yang Madrid anggap tak pantas—bukan last man dan tak berpotensi gol. VAR tak intervensi, padahal situasi mirip kasus lain. Ini tambah daftar panjang: penalti kontroversial lawan Atletico di derby yang berakhir 1-1, dan kekalahan 1-0 dari Espanyol akhir pekan sebelumnya. Perez sebut ini “skandal nyata” yang rugikan posisi mereka, apalagi setelah laporan ke FIFA soal wasit Spanyol pada 13 September. Klub ini rasa pola ini sistematis, bukan kebetulan, dan bikin mereka “selalu di ujung tanduk” meski start sempurna.

Contoh Nyata dari Wasit yang Membantu Kedua Tim Tersebut

Real Madrid TV beri contoh konkret untuk dukung tuduhan. Pertama, soal Barcelona: Raphinha lolos dua kartu merah potensial. Di laga lawan Mallorca, ia lakukan tackle keras yang VAR abaikan—seharusnya direct red. Pekan lalu lawan Getafe, Raphinha dorong pemain lawan saat bola mati, tapi wasit tak beri kuning kedua meski situasi mirip pelanggaran Huijsen. Hasilnya, Barca tak kehilangan pemain utama, bantu mereka tak terkalahkan di lima laga awal (tiga menang, dua imbang).

Untuk Atletico, sorotan utama adalah insiden Koke di Metropolitano lawan Rayo Vallecano. Kapten Atletico pegang leher kiper lawan dan lempar ke tanah—agresi jelas yang seharusnya kartu merah. Wasit tak usir, VAR diam, dan Koke main penuh. Ini mirip kasus Sorloth yang diusir Atletico sendiri lawan Levante, tapi Madrid anggap standar ganda. Contoh lain: penalti VAR untuk Atletico di derby Madrid musim lalu, yang bikin skor 1-1 meski Madrid dominasi. Di El Clasico terbaru, Barca lolos dari penalti jelas atas foul di kotak penalti, bantu mereka menang 2-1. Kasus-kasus ini, kata Madrid, tunjukkan VAR tak konsisten: intervensi untuk rugikan mereka, tapi abaikan untuk rival.

Bagaimana Tanggapan Barcelona dan Atletico Usai Perkataan Real Madrid

Barcelona dan Atletico langsung balas tuduhan Real Madrid dengan nada sinis. Wakil presiden Barca, Rafael Yuste, bilang di konferensi pers 26 September: “Ini keluhan klasik dari tim yang tak terbiasa kalah. Kami fokus bola, bukan wasit.” Ia sebut statistik Madrid “manipulasi cherry-picking”, dan ingatkan Barca juga korban wasit buruk, seperti penalti kontroversial lawan Real Sociedad. Fans Barca di media sosial trending #MadridVictims, sindir Perez sebagai “raja konspirasi”.

Atletico lebih pedas via akun resmi mereka. Mereka tweet meme soal “presionar, amedrentar, intimidar”—daftar kata sinkronim tekanan—implikasi Madrid coba intimidasi wasit. CEO Miguel Angel Gil Marin, sekutu Javier Tebas, sebut ini “hilang akal” dan ingatkan Madrid pernah untung dari VAR di Liga Champions. Diego Simeone, pelatih Atletico, bilang pasca-latihan: “Kami tak punya TV klub untuk keluh kesah. Kami menang lewat kerja keras, bukan tuduhan.” Atletico juga konfirmasi laporan ke RFEF soal video Madrid, tuntut investigasi atas “kampanye hitam”. Kedua klub ini solid dukung Tebas, yang sebut Madrid “merusak integritas liga”. Respons ini bikin suasana panas jelang derby Madrid 27 September, di mana Atletico janji “main bersih, tapi tegas”.

Kesimpulan: Real Madrid Sebut Barcelona dan Atletico Banyak Dibantu Wasit

Tuduhan Real Madrid bahwa Barcelona dan Atletico dibantu wasit jadi bom waktu di La Liga 2025/26, soroti masalah kronis konsistensi VAR dan disiplin. Contoh seperti lolosnya Raphinha dan Koke bukti bagi Madrid soal bias, tapi rival balas dengan sindiran atas “korban abadi” Perez. Meski Los Blancos unggul klasemen, isu ini bisa rusak citra liga dan picu investigasi FIFA lebih dalam. Bagi fans, ini tambah bumbu rivalitas tiga raksasa, tapi harapannya: fokus ke lapangan, bukan konspirasi. La Liga butuh transparansi lebih untuk jaga keadilan—kalau tak, perdebatan ini bakal lanjut selamanya.

 

BACA SELENGKAPNYA DI..