apakah-rivalitas-ronaldo-dan-messi-sudah-berakhir-di-era-kini

Apakah Rivalitas Ronaldo dan Messi Sudah Berakhir di Era Kini?

Apakah Rivalitas Ronaldo dan Messi Sudah Berakhir di Era Kini? Pada 2 November 2025 ini, saat musim sepak bola memasuki fase akhir dengan playoff MLS dan liga Eropa yang sengit, debat tentang rivalitas Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi kembali panas—apakah era ikonik itu sudah berakhir? Dua legenda berusia 40 dan 38 tahun ini, yang saling dorong selama 15 tahun di panggung Eropa, kini bermain di liga berbeda: Ronaldo di Al Nassr dengan 36 gol musim ini, Messi di Inter Miami dengan 41 gol dan 20 assist. Baru akhir pekan lalu, Ronaldo cetak brace untuk dekati 1000 gol karir, sementara Messi sapu Golden Boot MLS—momen yang bikin fans teringat duel mereka di La Liga dulu. Meski Ronaldo bilang rivalitas “sudah berakhir” pada 2023, fakta 2025 bilang lain: kontrak panjang keduanya hingga 2027-2028, shortlist bareng FIFPRO World XI, dan dig halus Messi soal trofi Ronaldo. Di era kini, rivalitas ini tak lagi tatap muka di lapangan, tapi hidup melalui angka, cerita, dan hasrat WC 2026. Bagi penggemar, ini bukan akhir, tapi evolusi—masih bikin sepak bola lebih hidup. Mari kita lihat apakah benar sudah habis, atau justru abadi. REVIEW KOMIK

Sejarah Rivalitas yang Tak Pernah Pudar: Apakah Rivalitas Ronaldo dan Messi Sudah Berakhir di Era Kini?

Rivalitas Ronaldo-Messi lahir di 2009 saat keduanya bentrok di final Liga Champions, dan sejak itu, mereka saling kejar rekor seperti balapan tak berujung. Selama 36 laga head-to-head, Messi menang 16, Ronaldo 11, imbang 9—statistik yang tunjukkan keseimbangan sempurna. Ronaldo unggul gol karir 952-892, Messi assist 399-192, dan Ballon d’Or 5-8. Era puncaknya di Real Madrid-Barcelona ubah sepak bola: standar gol naik, tekanan kompetitif bikin liga Eropa lebih ketat, dan globalisasi olahraga meledak berkat duel mereka.

Pada 2023, Ronaldo sebut rivalitas “sudah hilang” setelah pindah ke Saudi, dan Messi ke MLS—tak ada lagi El Clásico untuk picu api. Tapi fakta bilang itu cuma jeda: di 2025, keduanya shortlisted bareng untuk tim ideal dunia, bukti pengaruhnya tetap kuat. Messi baru perpanjang kontrak tiga tahun, yang analis bilang “extend rivalitas” karena beri waktu kejar rekor Ronaldo di gol internasional—Ronaldo 140 untuk Portugal, Messi 114 untuk Argentina. Sejarah ini tak berakhir; ia bergeser ke narasi pribadi, di mana setiap gol Ronaldo ke 1000 jadi tantangan bagi Messi, dan sebaliknya. Di era kini, tanpa bentrokan langsung, rivalitas justru lebih dalam—bukan musuh, tapi cermin satu sama lain.

Performa 2025 yang Reignite Api Lama: Apakah Rivalitas Ronaldo dan Messi Sudah Berakhir di Era Kini?

Tahun 2025 jadi bukti rivalitas belum mati; keduanya break rekor bareng di Oktober, saat Ronaldo brace lawan Hungaria untuk dekati milestone, dan Messi hat-trick di MLS playoff. Ronaldo cetak 36 gol dari 30 laga, efisiensi 96 menit per gol, bantu Al Nassr ke semifinal Asia—ia bilang “semua jalan ke akhir,” nada yang fans tafsirkan sebagai sindir halus ke Messi yang finis runner-up Nations League. Messi balas dengan 41 gol dan 20 assist, raih Golden Boot, dan dig tipis soal Ronaldo “belum angkat trofi di klub baru”—komentar yang picu gelombang debat online.

Fakta performa tunjukkan api masih menyala: Ronaldo lead Messi 61 gol menuju 1000, tapi Messi unggul kontribusi total 61-36. Di timnas, keduanya target WC 2026—Ronaldo bilang “pasti terakhir,” Messi “sangat berharap”—bikin prospek bentrokan di semifinal atau final. Adaptasi mereka di liga baru tak redupkan rivalitas; malah, Ronaldo ubah Saudi jadi panggung global, Messi angkat MLS ke level Eropa. Reignite ini tak lagi soal gol semata, tapi legacy: siapa tutup karir lebih indah? Sampai November ini, performa mereka bilang rivalitas hidup, meski di benua berbeda.

Dampak di Kalangan Fans dan Media yang Abadi

Rivalitas ini tak berakhir di lapangan; ia bergema di fans dan media, di mana debat harian bikin sepak bola tetap segar. Di platform sosial, postingan Ronaldo soal gol 951 picu ribuan komentar “Messi clear” atau “Ronaldo GOAT,” sementara video Messi pass magis dibalas fans Ronaldo dengan “tapi golnya kurang.” Survei penggemar 2025 tunjukkan 52 persen pilih Messi, 48 Ronaldo—split yang hampir sempurna, bukti polarisasi abadi. Media ikut andil: artikel tentang kontrak Messi bilang “extend rivalitas,” headline Ronaldo brace “perlebar jarak ke Messi.”

Dampaknya luas: generasi muda seperti MbappĂ© dan Haaland bilang duo ini inspirasi mereka, dengan Yamal sebut “rivalitas mereka ubah cara saya main.” Di 2025, shortlist FIFPRO bareng bikin fans nostalgia, sementara dig Messi soal trofi Ronaldo picu meme viral. Era kini, tanpa tatap muka, rivalitas jadi budaya—dari podcast debat hingga merchandise duo. Ini tak berakhir; ia berevolusi, dorong sepak bola tetap relevan di usia digital.

Kesimpulan

Rivalitas Ronaldo-Messi belum berakhir di era kini—ia hidup melalui rekor 2025, kontrak panjang, dan api di hati fans, meski tak lagi bentrok langsung. Pada November ini, dengan Ronaldo dekati 1000 gol dan Messi kejar legacy WC 2026, cerita ini tunjukkan era tak pudar, hanya bergeser. Bukan kompetisi destruktif, tapi saling dorong yang bikin sepak bola lebih hebat—dari 36 laga head-to-head ke duel abadi di statistik dan cerita. Sampai 2026, mungkin satu bentrokan terakhir; setidaknya, warisan mereka abadi. Bagi kita, nikmati saja—dua GOAT yang bikin setiap gol terasa seperti babak baru.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…